Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu gangguan ekonomi terbesar yang pernah dialami ekonomi global. Namun, efek pandemi sangat berbeda dari
fase resesi masa lalu. Ada alasan sederhana untuk ini. Sumber gangguan ekonomi bukanlah krisis di sektor keuangan atau ekonomi riil. Kegiatan ekonomi menderita karena ancaman infeksi telah mencegah pergerakan bebas barang dan jasa di dalam dan luar negara. Ini juga berarti bahwa meskipun stimulus fiskal penting untuk mencegah krisis kemanusiaan dan kehancuran modal produktif dalam perekonomian, hal itu hanya dapat bermanfaat dalam pemulihan status-quo-ante. Inilah mengapa banyak komentator mengaitkan prospek pemulihan ekonomi dengan peluncuran vaksin yang efektif.
Mengingat hubungan eksogen antara kurva ekonomi dan virus ini, spekulasi di pasar keuangan berada pada tingkat yang sangat tinggi. Pasar ekuitas di seluruh dunia mencapai titik tertinggi sepanjang masa bulan lalu ketika laporan keberhasilan peluncuran vaksin datang. Mereka telah merosot secara kolektif setelah jenis virus Covid-19 yang baru dan lebih menular ditemukan. Spekulasi semacam itu di pasar keuangan bukanlah fenomena yang jinak. Ketika uang panas dalam jumlah besar bergerak melintasi perbatasan internasional dengan cepat, mereka membawa tantangan yang signifikan bagi kebijakan ekonomi di semua lini. India tidak terkecuali. Sebagai contoh, Reserve Bank of India (RBI) harus waspada terhadap apresiasi nilai rupee yang tiba-tiba, agar ekspor tidak kehilangan daya saingnya.
Di dunia di mana komoditas dan keuangan bebas bergerak, pembuatan kebijakan domestik tidak dapat menghilangkan masalah ini. Sementara sebagian besar peramal swasta dan institusional, termasuk RBI, mengharapkan ekonomi India untuk melakukan lebih baik dari yang diharapkan tahun fiskal ini, mereka juga menggarisbawahi keseriusan tantangan untuk mengembalikan ekonomi ke jalur pertumbuhan tinggi yang berkelanjutan. Ada juga kekhawatiran yang valid tentang dampak pandemi yang meningkatkan ketimpangan.
Kehati-hatian dalam pembuatan kebijakan membutuhkan keseimbangan yang baik antara volatilitas jangka pendek, terutama di sisi eksternal dan tujuan jangka panjang ekonomi domestik. Pengalaman India sendiri, dan juga negara-negara lain, telah menunjukkan bahwa mengejar yang satu dan mengabaikan yang lain tidak pernah membuahkan hasil yang diinginkan. Kebijakan ekonomi, terutama anggaran Union yang akan datang, harus memperhatikan hal ini.
Published By : Singapore Prize